Mencermati

Kehidupan tidak hanya dilewati begitu saja, Pelajari Masa Lalu

Rencakan

Merencanakan segala hal untuk kehidupan di masa mendatang

Berpikir

Menimbang, baik dan buruk dari setiap keputusan

Mencatat

Tulis semua impian, buka lah kembali ketika tak punya mimpi

Pukulan

Terkadang, semuanya jadi berantakan. Tak perlu menjadikannya menjadi sebuah penyesalan

Saturday, September 22, 2012

Cerita dari Sebrang

Sudah hampir minggu ke - 3, menghabiskan keseharian di daerah orang lain. Praktis, menjalani hari - hari dengan membongkar kebiasaan lama. Ya, KKN masih menjadi topik utama postingan bulan ini, karena sepertinya tidak ada cerita lain yang bisa diceritakan di blog ini. Setidaknya, masih ada hal - hal menarik yang bisa diceritakan di blog ini.

Bagaimanapun juga, ini adalah bagian dari Program Perkuliahan yang harus diselesaikan untuk mendapatkan gelar S1. Menjadi mahasiswa, memang bukan perkara mudah, beda ketika menjadi anak SMP atau SMA. Dihadapkan dengan tugas yang menumpuk dan juga level yang lebih tinggi terkadang membuat Saya menyesal melanjutkan kuliah. Tapi, inilah mimpi seorang Ibu yang menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses dan menjalani kehidupan yang lebih baik dari mereka.

Kembali ke topik awal, KKN. Menjalani hari - hari dengan orang - orang yang berbeda terkadang membuat Saya geli. Selalu saja ada hal - hal yang bisa menjadi bahan tertawaan setiap harinya. Seperti halnya ketika ada salah satu rekan yang salah mengucapkan ejaan dalam bahasa inggris. Ketika sedang mencari sebuah data di handphone dengan santai dan lantang dia mengucapkan kata "Sarceh", mungkin maksudnya adalah "Search". Sontak saja kami semua tertawa dengan sangat terbahak - bahak. Bukan maksud untuk melecehkan ataupun yang lainnya. Karena kami sadar, pada hakikatnya "kesalahan" ini hanyalah bagian dari kehidupan yang terkadang tidak bisa dihindarkan.

Keriuhan ini tidak bertahan lama, semuanya berakhir ketika mereka lelap tertidur. Saya yang tidak terbiasa tidur sebelum Pukul 9, selalu saja merasa kesepian, walaupun sudah beberapa kali memutar lagu, film atau apapun yang bisa sedikit menghibur. Nyatanya, kegelisahan dan kesendirian ini tetap saja menjadi "momok" yang tidak bisa dihindarkan meski suasana sericuh apapun. Nyataya, Saya masih terjebak dalam kesendirian ini di setiap malamnya. Ya, hanya seperti ini lah Saya bisa berbagi dengan kesedihan. Walaupun Saya sadar, jika mengapresiasikannya kembali menjadi sebuah tulisan akan terasa seperti luka yang tidak kunjung sembuh. Ketika membacanya kembali, maka kepedihan itu akan kembali terasa.

Tapi, terkadang tidak sulit juga mengatasi itu semua. Setidaknya, untuk sedikit mengurangi kekosongan Saya biasanya membagi waktu untuk menikmati secangkir kopi, membuat beberapa gambar sketsa ataupun "ngeblog".




Ya, blog ini adalah bagian dari kehidupan yang mungkin akan menjadi teman ketika kesepian. Setidaknya, dengan seperti ini Saya tidak perlu mengganggu orang lain yang sedang menikmati hidupnya. Atau mengganggu mereka dengan cerita yang tidak begitu penting tentunya. Saya bersyukur, Tuhan masih memberikan Saya keberkahan untuk menikmati ini semua. Menikmati yang tidak mereka rasakan di luar sana. Meski menulis di blog bukanlah hal yang menjadi kebiasaan kebanyakan orang, tapi bagi Saya ini adalah berkah tersendiri. Terkadang, BEDA itu GAYA ^_^

Monday, September 17, 2012

Kopi Hitam dan Catatan Kecil

Malam yang murung, ku hisap dalam rokok di sela pintu rumah. Kopi hitam di samping kiri, menemani ku yang sepi di ini malam. Ada suara burung di kejauhan, entah siapa yang dia panggil, saling menyahut satu sama lain. Ku titipikan mimpi di sela jari, bersamanya membiarkan pergi. Jauh, pergilah jauh. Biar tak ku temui kau lagi di sini atau di sana.

Sementara malam masih panjang, menunggumu yang sedang berdendang di tengah kota. Berbagi canda dan tawa bersama mereka. Aku tahu, kau sedang membagi rasa disana. Sekedar menonton di sebuah bioskop ternama. Entah dengan siapa ? yang pasti kau tidak sendiri. Bersama teman atau siapapun yang bisa mengantarmu hingga ke depan pintu rumah malam ini. Memastikan kau tiba dengan selamat, dan mengucapkan "Selamat Malam, jangan tidur malam - malam ya .... :) ". Roda 2 ataupun 4 bukan soal, tapi sepertinya Aku lebih yakin pada roda 4. Tidak mungkin, orang sepertimu akan keluar malam - malam dengan cuaca sedingin ini naik motor. Ya, mungkin dia, lelaki yang dulu aku temui ketika diaakan mengantarmu sore itu. Atau mungkin, "ia" yang lainnya ? Ah, Aku pun tak tahu pasti.

Sementara, kemarin malam kau bercerita tentang kepalamu yang sakit. Atau apapun yang membuatmu sedikit tidak enak badan. Aku pun sempat berpikir, apakah Kau benar - benar sakit, atau hanya mengada - ngada ? Tapi siapa peduli ? Biarlah kau yang tahu mana yang sebenarnya terjadi.

Sekarang, sudah hampir jam 10.00 malam. Aku sengaja mengirim sebuah pesan padamu tadi sore. Hanya untuk memastikan kau memang pergi atau benar sedang sakit. Sekedar bertanya tentang keseharianmu tadi pagi. Jika tidak balasan, berarti benar kau memang sedang pergi. Apalagi, kau pun tidak ada pada "list chatting" malam ini. Semuanya, semakin terbuka saja.

Dulu, ketika Aku ajak pergi keluar kau berasalan tidak dapat izin dari orang rumah. Tapi, sampai selarut ini (sepertinya) kau masih berada di luar rumah. Lantas, kebohongan apalagi yang kau sembunyikan ? Alibi apalagi yang nanti akan kau berikan ? Alasan sakti, sudah tak masuk daftar hitungan bagiku.

Tapi, entah mengapa Aku masih menunggu kabar darimu. Memastikanmu baik - baik saja, meski bukan Aku yang mengantarmu hingga pintu rumah. Dan Aku pun tak habis pikir, bagaimana bisa Aku menghabiskan malam hanya untuk memikirkanmu yang belum tentu memikirkanku yang malang ini  Ah, sudahlah. Ini pun bukan pertama kalinya Aku merasakan hal seperti ini. Sementara kopi ini tinggal setengah, Aku masih belum tahu bagaimana kabarmu. Semoga kau baik - baik saja di luar sana dengannya. Biarlah Aku yang akan terjaga hingga pagi. Selamat Malam

Saturday, September 15, 2012

Kau Takkan Terganti, My Dream ^_^

Kau pun sudah tahu, berapa lama Aku menunggu waktu yang saagt tepat untuk mengatakannya. 1,5 tahun sudah lebih dari cukup untuk mengisyaratkan kesungguhanku untuk memintamu menjadi pendamping hati. Selama itu pula Aku hanya mengenal dirimu, sama seperti yang telah ku katakan padamu bahwa hanya kamu yang selama ini menemani keseharianku dan tak pernah ada yang lain.


Entah mengapa, sebetulnya kita sangat jarang bertemu bahkan kita tidak pernah kenal sebelumnya. Tapi, setelah pertemuan itu kita begitu akrab. Pertemuan yang tidak disengaja ternyata sudah mendekatkan kita hingga saat ini. Siapa sangka, sekarang kita begitu akrab lebih dekat ketimbang kulitku sendiri. Akupun sungguh tak percaya, mengapa perasaan ini justru datang begitu saja. Setidaknya, untuk waktu yang begitu lama Aku cukup mengenalmu. Meski kita jarang bertemu, biarlah mimpi di setiap malamnya yang akan menyatukan kita berdua.

Sampai sekarang, Aku masih ingat masa - masa itu. Ketika kau memanggilku dengan senyuman kecilmu yag penuh maja dan juga kopi hitam yang kau buatka. Meskit tidak terlalu manis, tapi itu bukan masalah. Menikmatinya bersamamu telah menjadikan segalanya begitu nikmat.


Malam ini, Aku merasakan rindu yang teramat sangat. Rindu dirimu yang dulu, cerida dan memesona. Setidaknya, itu telah membuat hidupku begitu sangat berwarna. Seperti pelangi sehabis hujan, atau kemerdekaan sehabis penjajahan. Bagiku, menghabiskan waktu bersamamu lebih berkesan. Entah, Aku yang terlalu bersemangat atau memang benar ini kenyataan yang benar - benar Aku rasakan.

Sungguh, Aku tak mampu lagi membagi rasa dengan yang lain. Hanya padamu Aku membagi semua cerita yang tak mungkin kuceritakan pada yang lainnya. Ya, Kau memang Takkan Terganti, My Dream ^_^

Sekali Ini Saja, My Dream

Hari ini malam minggu, dulu kita sama - sama berbagi cerita dengan kopi yang kau buat dan kita meminumnya bersama di ruag tamu, sambil berbicara tentang kesibukan masing - masing dan juga gosip hangat yang sering kau bicarakan. Kuliah, kasak - kusuk di kelas atau cerita tentang (mantan) pacarmu yang cemburun itu. Kita memang sama - sama berbagi cerita, dan kita tertawa bersama sambil menghabiskan sisa kopi itu.

Ya, itu dulu ketika kita masih bersama dan saling berbagi cerita. Tapi, kini kita sudah terlampu dipisahkan oleh jarak. Meski rumah kita berdekatan, tapi seperti ada jarak yang selalu saja menghadang. Sepertinya, kejadian - kejadian itu akan semakin jarang kita rasakan bersama kembali. Setidaknya untuk sekedar mengobrol dan menceritakan kejadian - kejadian lucu semasa waktu itu. Dan seperti biasa, kau yang terlebih dahulu bercerita. Karena memang, Aku bukanlah lelaku yang pandai memulai pembicaraan, dan kau pun menyadari hal itu.

Sudah hampir 4 bulan, kita sudah kehilangan kabar masing - masing. Seperti kehilangan arah, Aku hanya bisa pasrah dan bercerita sendiri sambil menikmati kopi dan membayangkan masa - masa itu. Bagaimanapun, Aku sangat merindukannya. Rindu melihat lesung pipi mu yang lembut dan juga kedua bibirmu yag selalu tersenyum ketika menanti ku di depan pintu. Sungguh, itu akan menjadi malam yang berkesan. Dan Aku masih rindu senyummu yang merona dan membuatku keranjingan.


Sekarang, semua itu hanya sebatas harapan. Bahkan untuk sekedar menghubungimu lewat telphone ataupun yang lainnya. Mungkin, sekarang sudah ada orang lain yang lebih kau pilih untuk mendengarkan setiap curhatanmu di setiap malamnya. Atau sekedar membicarakan keluargamu yang ramah tamah. Tapi, Aku harap ini bukan akhir dari segalanya. Kelak, suatu saat nanti kita bisa memulainya kembali dari awal dan kembali bercerita. Sungguh, Aku benar - benar rindu.

Jika saja, itu tak akan pernah terjadi lagi. Biarlah untuk yang terakhir kalinya Aku ingin mengulanginya kembali. Setidaknya untuk sekali ini saja, My Dream ^_^

Friday, September 14, 2012

KKN Punya Siapa ?

KKN.....oh KKN..... :/

Sepertinya masalahmu tidak berhenti sampai kemarin saja. Sudah terlalu banyak uang yang dikeluarkan, dan juga tidak sedikit kami harus bersitegang dan bertukar pikiran. Apakah ini tujuan dari KKN ? Mengajarkan mahasiswa untuk terjun ke lapangan, atau justru menjadi alat bagi lembaga untuk mencari perhatin ? Atau bahkan, bisa saja ini dijadikan oleh segelintir orang untuk mencari simpatik dan juga mencapai impian yang tertunda. Alih - alih ingin membantu, tetapi pada akhirnya kami juga yang dijadikan sebagai peluru untuk menembus mimpi "mereka". Ah, omong kosong......

Ya, itu lah yang Saya rasakan malam ini. Sore tadi ada kabar dari rekan di kelompok lain yang ingin mengajukan sebuah program KKN, Lomba Balap Sepeda dan Bola Voly. Sontak saja, ini sedikit membuat Saya bingung. Katanya, ini akan dijadikan sebagai salah satu "Program Unggulan" di tingkat kecamatan.

Berawal dari usulan seorang dosen yang kebetulan berdomisili di daerah itu, alhasil beliau pun mengajukan ini kepada kami program tersebut. Memang, jika saja program ini dapat terealisasikan tentu saja ini akan berdampak baik bagi kelompok KKN, lembaga dan juga "Dosen" itu sendiri. Tapi pertanyaannya adalah, jika saja ini benar - benar terjadi. Lantas, siapa yang akan lebih terdongkrak popularitasnya ? Atau memang benar, kami hanya akan di jadikan peluru saja ?


Pada dasarnya, KKN itu adalah program yang dilaksanakan oleh mahasiswa, bukan dosen maupun lembaga. Ya, walaupun di dalam pelaksanaanya ada campur tangan dosen dan juga lembaga tapi hampir 90 % mahasiswa mempunyai peran yang lebih dominan untuk memilih dan semuanya di sesuaikan dengan kemampuan mahasiswa itu sendiri. Tidak perlu ada tekanan dari pihak atau lembaga manapun.

Lalu, kembali Saya berfikir....Jika KKN ini adalah program kami (mahasiswa) seyogianya tidak ada intimidasi ataupun tekanan yang memberatkan. Jika memang kenyataannya demikian, Lantas "KKN ini Punya Siapa ?"

Wednesday, September 12, 2012

KKN : Kuliah (Butuh) Kerja Nyata !!!

Hari ini, sudah 1 minggu lebih tinggal di daerah yang baru. Mau tidak mau, tetap saja harus di lakukan. KKN ( Kuliah Kerja Nyata ), istilah kerennya bagi mahasiswa semester 7. Masih tersisa lebih dari 3 minggu lagi untuk menyelesaikannya, dan masih banyak kegiatan yang harus di selesaikan. Ah, semoga saja KKN ini cepat berlalu.

Ya, awalnya memang indah, saling berbagi tawa dan juga keceriaan. Hampir tidak ada masalah apapun, kecuali hal - hal kecil yang pada akhirnya bisa diselesaikan. Menjadi partner KKN dengan orang - orang yang sudah berkeluarga, lebih terasa seperti nostalgia. Berbagi cerita kehidupan tentang masa dulu, ketika Saya kecil dan juga tradisi - tradisi yang hilang dan ampir habis di kubur oleh modernisasi juga gengsi. Menikmati sensasi "mirunan" (duduk di depan tungku nasi), makan di atas piring seng, atau hal - hal lain yang sudah tidak bisa dirasakan lagi pada masa sekarang ini. Ah, sungguh nostalgia yang indah. Seperti kembali pada masa keemasan, ketika masih bisa merasakan hangatnya kedamaian bersama Kakek dan Nenek yang sudah pergi sejak lama.

Tapi, keindahan ini tidak berjalan begitu lama. Bermula dari ketidaksepahaman yang terjadi dari masing - masing kepala. Ada yang berpikir rasionalis, agamis, idealis bahkan perfeksionis. Atau ada juga yang hanya sekedar memperhatikan saja. Perbedaan umur yang cukup jauh membuat banyak sekali perbedaan yang cukup beragam ketika berhadapan dengan mereka yang sudah lebih tua. Terlebih ketika penentuan program KKN yang akan kita laksanakan. Keberagaman ini cukup panas, sehingga wajar ketika sering berselisih paham.

Latar belakang dan juga sifat - sifat yang terpendam lama kelamaan muncul. Si egois, humoris semuanya tergambar begitu jelas dengan sendirinya belakangan ini. Lebih terasa seperti hal - hal baru yang tidak mereka "publish" sebelumnya ketika masa - masa kuliah. Bagi saya, ini lebih kepada sebuah pembelajaran untuk mencermati kehidupan mereka yang sebenarnya. Tentu saja, ini adalah hal yang sangat jarang bisa ditemukan di jam - jam perkuliahan. Terlalu banyak topeng dan juga kebohongan waktu itu.

Bagaimanapun, KKN ini harus tetap berjalan dan selesaikan sesuai dengan program yang telah disepakati bersama. Keberagaman dan perbedaan biaralah menjadi sebuah pembelajaran dan itu bukanlah sebuah persoalan utama. Yang masih membingungkan adalah " Apakah benar, KKN ini sebagai sebuah pengabdian untuk memberdayakan potensi masyarakat, atau hanya sekedar sebuah alat untuk menarik perhatian masyarakat dan mahasiswa baru lah sebetulnya yang jadi target utamanya? "