Ingatkah kita, hari apa sekarang ?
28 Oktober 2011, tepatnya 83 tahun yang lalu pemuda Indonesia bernama
M. Yamin
Beliau adalah seorang Pahlawan Nasional yang mencetuskan
Sumpah Pemuda sekaligus perintis puisi dan pencipta mitos yang utama kepada
Presiden Soekarno
Dan masih ingatkah kita dengan isi dari Sumpah Pemuda itu sendiri, mungkin sebagian dari kita ada yang lupa dengan isinya atau mungkin bahkan tidak tahu sama sekali. Untuk mengingat kembali, saya akan menuliskannya kembali di bawah ini :
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
versi original
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
versi EYD
Lalu, sudah sejauh mana kita sebagai Pemuda Indonesia yang menjadi tumpuan dalam perkembangan kemajuan Negara tercinta kita ini ?
Dan sejauhmana pengimplementaasian butir - butir isi Sumpah Pemuda di atas ?
Hingga saat ini, hanya beberapa dari kita sebagai pemuda yang sudah berhasil menjadi pemuda yang bisa mengharumkan nama bangsa baik itu di dalam maupun luar negeri. Sebagai contoh adalah Joses Grady Nathanael, pelajar SMA Penabur Gading Serpong, dan Stephen Haniel Yuwono asal SMA Negeri 1 Purwokerto Jawa Tengah yang memenangkan medali emas dalam kompetisi International Chemistry Olimpiad (IChO)di Middle East Technical University, Ankara, Turki pada 8 hingga 18 Juli lalu.
Lalu apa yang kita lakukan ? Setelah 83 tahun silam para pemuda dahulu membuat Sumpah Pemuda untuk mengingatkan kepada kita betapa kerasnya perjuangan pada zaman dahulu. Sedangkan kita sekarang hanya bisa terus menerus menekan pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya, tanpa ada bukti nyata pengabdian kita kepada Negara kita sendiri. Seperti Jhon F. Kennedy katakan "
JANGAN TANYAKAN APA YANG TELAH NEGARA BERIKAN PADAMU, TAPI TANYAKAN APA YANG TELAH KAU BERIKAN PADA NEGARA "
Lihatlah potret di jalan, semakin banyak para mahasiswa yang melakukan aksi demi menyampaikan aspirasi masyarakat ( katanya ). Entah benar atau hanya kepentingan oknum semata, mereka yang lebih tahu. Lalu, sekarang yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah sudah tidak ada jalan lain lagi selain melakukan aksi di depan gedung dewan atau membakar ban di tengah jalan ? Kenapa mereka tidak melakukan pembicaraan dengan kepala dingin, duduk bersama serta menggunakan daya pikirnya untuk mencari jalan keluar dari semua problematika yang sebenarnya sedang kita hadapi dan tidak perlu panas - panasan untuk menyelesaikannya. Atau mungkin para anggota dewan kita yang tidak mau menerima kedatangan para mahasiswa ? Mungkin ataupun tidak mungkin, dan kembali itu menjadi jawaban bagi mereka.
Tanpa bermaksud menjadi provokator mengenai banyaknya aksi mahasiswa yang sedikit keras di jalanan belakangan ini, saya sendiri tidak melarang jika memang mereka ingin melakukan aksi seperti itu. Tetapi, dengan aksi yang bersih, aksi yang tidak menjadi kepentingan politik, pribadi dan oknum - oknum yang memang sengaja ingin menghancurkan kepemimpinan presiden pada masanya. Silakan saja melakukan aksi di jalan, karena dalam UU No.9/1998 pada tanggal 23 Oktober 1998 yang di tanda tangani oleh Presiden B.J. Habibie pada masa itu semua tentang aksi demonstrasi sudah di atur dalam UU tersebut.
Sederhana saja, salah satu perwujudan dari Sumpah Pemuda itu adalah bagaimana kita menyatukan semua lapisan masyarakat. Dengan adanya sifat Nasionalisme, rasa saling memiliki, rasa saling senasib sepenanggungan, kedekatan, dan tentunya tujuan untuk memajukan serta membangkitkan Indonesia dan tentunya dengan seperti itu, kita akan menjunjung tinggi sikap pluralitas dan toleransi terhadap. Ini mungkin hanya contoh kecil dalam penanaman sikap dari sumpah pemuda itu sendiri dan masih banyak lagi hal - hal yang sebenarnya bisa kita lakukan untuk mengangkat nama baik Indonesia di mata dunia. Karena setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk mewujudkan keinginannya. Sumpah pemuda selamanya akan menjadi ruh yang menjadi dasar untuk mempersatukan seluruh lapisan Warga Negara Republik Indonesia.
Pada intinya adalah jika kita semua mau saling mengerti, saling menyadari, dan saling memiliki. Tak perlu ada darah, tak perlu ada fitnah diantara sesama. Jika memang untuk kepentingan kita bersama, bersikaplah lebih transparansi agar kita bisa saling memahami.
Tetapi, ini kembali pada hati nurani kita masing - masing. Sebagai wujud penghormatan kita kepada para pemuda terdahulu, untuk hari ini saja ( khususnya ) mari kita
BERSATU dan
BERJANJI untuk saling berpegangan tangan serta menjauhkan perbedaan di antara sesama. Karena kita sebagai pemuda adalah harapan untuk menjadi pemersatu bangsa dan negara.