Sunday, January 13, 2013

Hapus Skripsi !!!

Skripsi.....oh Skripsi

Bagi setiap mahasiswa, membuat skripsi adalah menjadi sebuah kewajiban sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar S.1. Sekaligus mungkin, menjadi hal yang paling dibenci selama masa perkuliahan, termasuk Saya. Bukan karena susah membuat skripsi ataupun tidak ada ide untuk membuat skripsi, hanya saja ada beberapa hal yang sering menjadi batu penghalang pada saat membuat skripsi.

Bagi Saya, skripsi itu adalah sebuah hasil karya yang patut mendapatkan sebuah apresiasi. Bagaimana pola pikir kita ditantang untuk bisa berfikir membuat sebuah karya tulis yang bisa bermanfaat dikemudian hari. Sebuah tulisan yang tidak hanya berasal dari copy paste, tetapi juga sebagai sebuah pembentukan karakter selama masa perkuliahan.

Sebelum membuat skripsi, pertama - tama yang harus di buat adalah "judul". Dan tentunya, tidak semua judul bisa disetujui oleh dosen. Dengan alasan, sudah banyak yang memakai judul tersebut, judulnya tidak sinkron dengan jurusan yang di tempuh, atau mungkin judulnya terlalu extreme sehingga jika saja nanti di buat menjadi sebuah skripsi bisa menimbulkan kekacauan. 

Ya, dosen memang mempunyai hak prerogatif untuk setuju ataupun tidak setuju dengan judul yang diajukan oleh setiap mahasiswa. Tapi terkadang, Saya sering berpikir bahwa jika mengajukan judul saja harus mendapatkan persetujuan dosen, apakah lantas ini bukan sebuah pengkebirian pemikiran ? Bagi Saya, asalkan judul skripsi itu masih sinkron dengan jurusan yang diambilnya, mengapa tidak dosen tersebut hanya memberikannya usulan revisi judul, bukan sebatas hanya bisa mengatakan "YA atau TIDAK". Dan juga, jika memang ada kesamaan judul apakah mungkin 2 orang manusia bisa membuat 1 skripsi dengan isi yang sama persis ? Bisa saja memang, jika skripsi itu memang hasil menjiplak dari internet atau "di buatkan" oleh orang yang sama.




Tidak hanya itu, ketika berbicara tentang dosen maka kita juga akan membahas tentang waktu. Ketika mengajukan judul saja, kita harus rela menunggu berjam - jam hanya untuk mengusulkan judul. dan belum tentu juga judul itu di terima. Terkadang, Saya berpikir bahwa ketika berurusan dengan skripsi maka dosen seakan - akan menjadi raja. Bebas menentukan waktu, bebas menentukan "Ya atau Tidak", lantas apa bedanya dengan diktator ? Seyogianya, seorang dosen sekalipun harus memahami kondisi mahasiswa tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Dosen memang sibuk, tapi bukan berarti setiap mahasiswa juga tidak mempunyai kepentingan di luar sana.

Ketika berpikir tentang hal - hal ini maka Saya menjadi sangat tidak bersemangat untuk mengerjakan skripsi. Bukan tidak mau berusaha, hanya saja Saya tidak terbiasa jika harus meminta dengan sikap yang berlebihan, seperti halnya menunggu dosen dengan waktu yang sangat lama. Dosen yang sudah di bayar oleh kita setiap semesternya, seharusnya memberikan pelayanan yang baik terhadap mahasiwa, bukan menjadikan mahasiswa sebagai sebuah obyek yang bisa di atur sedemikian rupa supaya menuruti apa yang diinginkannya. Jika hal ini terus berlanjut, lantas kapan dunia pendidikan Indonesia mau maju jika rasa kediktatoran itu masih dipelihara dengan baik.

Jika saja harus menunggu waktu yang lama untuk mendapatkan acc judul, atau pun pengkebirian terhadap pemikiran mahasiswa. Terkadang Saya berpikir, Bagaimana kalo seandainya Skripsi di hapus saja sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar S.1 ?
  

5 comments :

  1. terkadang kudengar juga kabar ttg arogansi dosen pembimbing yg sgt memuakkan..

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. semua kembali pada karakteristik dosen itu sendiri, memang tidak semuanya seperti itu. Tetapi, itu lah justru yang harus menjadi nilai lebih bagi seorang dosen. Bagaimana dia mampu memberi contoh kepada para mahasiswanya :)

    ReplyDelete
  4. setuju banget gan kalau skripsi dihapus,, minta foto setannya ya gan...

    ReplyDelete
  5. haha lagi nyusun juga gan ? boleh gan ambil z :D
    Salam kaskuser gan :D

    ReplyDelete