Saturday, December 3, 2011

YOGYAKARTA TETAP JADI YANG ISTIMEWA

Kota dengan sejuta budaya dan tradisi yang masih sangat kental dengan adat kejawennya. Tradisi yang tak akan mungkin tak akan pernah terhapuskan dan terlupakan. Seperti sudah mendarah daging, adat istiadat yang masih di jalankan sebagai bukti pembaktian kepada leluhur menjadi salah satu ciri khas dari kota ini. Sempat menjadi sebuah ibu kota Republik Indonesia pada masa dulu, yang sekarang menjadi Jakarta tidak lantas di anggap hanya sebagai sejarah yang berlalu saja. Terbukti dengan banyaknya para turis yang berkungjung ke berbagai tempat wisata yang tersedia, seperti Keraton Yogyakarta, Candi Borobudur, dan lain sebagainya. Seolah tidak akan pernah luput dari pantauan mata para turis lokal maupun mancanegara ketika singgah di Kota Gudeg ini.


Wajar memang jika Yogya ( nama yang lebih akrab ) menjadi kota yang istimewa. Tempatnya yang sejuk, tata kota yang rapi, penduduk yang ramah, tempat wisata serta oleh - oleh yang berciri khas kan kota tersebut menjadikannya istimewa. Di mulai dari masih banyaknya pohon - pohon di pinggir jalan yang membuat kota ini terasa begitu nyaman diantara polusi debu yang memang tidak bisa di singkirkan dengan kehidupan sekarang ini. Adanya alat transportasi BUSWAY TRANS YOGYA yang menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kemacetan ternyata memang efektif, walaupun belum sepenuhnya masayarakat kota yogya memakai fasilitas ini. Keramahan masyarakat yogya terhadap para pendatang bukanlah hal yang tidak asing lagi untuk di bicarakan, karena memang masyarakat daerah jawa terkenal dengan keramahannya.

Keraton Yogyakarta yang menjadi salah satu ciri khas keistimewaan kota ini, meskipun di tengah kemajuan tekhnologi yang sangat pesat tetapi para penghuninya masih setia dengan adat istiadat dan budaya para leluhurnya. Tiga buah tiang di dalam bangunan ini mengingatkan kita pada sejarah dulu dan mengajarkan kita tentang BHINEKA TUNGGAL IKA, di masing - masing tiang itu terdapat ciri khas dari 3 agama yaitu islam, budha dan hindu yang mungkin mengingatkan kita tentang orang - orang di sekeliling kita. Ketika masuk lebih dalam, maka akan terlihat beberapa orang yang sedang duduk di tepi keraton dan sedang berdoa dengan adat istiadat yang ada yaitu kejawen.

Candi Borobudur yang memang menjadi salah satu keajaiban dunia bukanlah sebuah tempat wisata yang asing bagi para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Teori yang baru - baru muncul beberapa bulan ke belakang ini menjadikannya sebagai satu misteri yang tak terpecahkan. Candi yang di bangun sekitar abad ke - 9 ini sekarang sedang dalam perbaikan, setelah sebelumnya sempat sedikit mengalami kerusakan akibat gempa, dan juga meletusnya gunung merapi. Dengan pengawasan yang begitu ketat dari para penjaga, candi yang di bangun pada masa Wangsa Syailendra ini selalu menarik perhatian. Struktur batu dan pahatan yang rapi memang sangat mustahil dapat dilakukan pada masa dulu dengan tekhnologi pada masa dahulu. Tetapi itu semua memang terbukti dan masih ada sampai sekarang ini bahkan masaih tegap berdiri meskipun sempat terkena berbagai bencana. Dan sangat wajar, jika candi yang satu ini masih di pertahankan menjadi SEVEN WONDERS.


Ada satu hal yang menjadikan daerah yang satu ini sangat istimewa. Dimana ada sebuah kampung yang sengaja di sediakan oleh Sultan bagi mereka yang tidak mampu membeli rumah. Tetapi semua rumah di sekitar itu tidak dilengkapi dengan akta tanah, yang memang sangat bertolak belakang dengan sistem pertanahan di Republik Indonesia yang harus dilengkapi dengan akta tanah untuk menjaga legalitasnya. Dan yang tidak kalah menarik lagi adalah aturan yang mengharuskan mereka hidup rukun, karena jika ada warga yang bertengkar dengan tetangga lain maka dipersilakan pergi dan tidak perlu ada pengusiran. Sangat efektif memang, jika dibandingkan dengan keadaan yang terjadi di Republik Indonesia pada umumnya.

Begitulah Yogyakarta, akan tetap menjadi Daerah Istimewa dengan segala kekhasannya dan juga keunikanya

0 comments :

Post a Comment