Wednesday, June 13, 2012

PENGAMEN JUGA MANUSIA !!!

Terkadang ada beberapa orang yang kurang begitu suka dengan kehadiran para pengamen, mungkin karena penampilan mereka yang sedikit kurang rapih ataupun merasa terganggu ketika berhenti di lampu merah. Ya wajar saja, kebanyakan orang memang terkadang hanya menilai dari penampilan luar saja dan saya sendiripun pernah merasakan hal yang sama. Berbeda ketika bertemu dengan orang – orang berdasi dan pakaian serba rapi, meski tak tahu siapa yang penting bersikap sopan itu wajib hukumnya.


Saya juga dulu pernah merasakan jadi pengamen, mencari uang dengan bernyanyi dari satu toko ke toko yang lain, mengetuk dengan nada gitar dari rumah yang satu ke rumah yang lainnya. Tidak ada perasaan malu sama sekali, karena kami bekerja dengan memberikan suguhan yang bisa di nikmati. Berbeda dengan orang – orang yang hanya berdiam diri duduk di trotoart, setidaknya ada hal yang kami lakukan terlepas mereka memberikan bayaran atau malah terjadi pengusiran ketika selesai mengamen. Tapi, disanalah letak keasyikan dari mengamen itu sendiri. Seperti di kutip dari salah satu lagu Iwan Fals – Seperti Matahari “ Memberi itu terangkan hati “, mendapat bayaran bukanlah tujuan utamanya bagi saya tetapi menghibur secara live dan spontan.

Sebetulanya banyak potensi terpendam yang sayang jika tidak dikembangkan dari para pengamen, apalagi ketika saya berselancar di Youtube dan menonton beberapa video dari para pengamen yang sangat luar biasa. Tidak hanya musik yang mereka sajikan, tetapi ada beberapa keahlian yang tidak dimiliki oleh para pengamen biasanya. Baik itu dari cara memainkan musik maupun lirik – lirik lagu yang di buat menarik, baik itu menjadi sebuah lagu yang romantis, agamis, nasionalis, politis, pluralis, realistis bahkan miris.
2 dari sekian banyak video yang cukup membuat saya senyum – senyum sendiri ketika menikmatinya. Video pertama adalah hasil karya anak kecil berpakaian SD yang mengaransemen ulang lagu Koes Plus – Kolam Susu dan diganti dengan lirik yang begitu realistis terjadi di Indonesia pada masa – masa sekarang ini. Dan lihatlah, kedua anak ini begitu asyik dan keahlian di atas rata – rata memainkan ukulele ( gitar kecil ) dan juga gendang dari pipa paralon ( entah apa namanya ? ) tetapi dengan peralatan yang sederhana ini mereka berhasil memberikan performance yang menghibur. Silakan buffering ^_^

Video yang kedua adalah pengamen asal Jogja, yang sedang perfomance di atas sebuah rombongan bus karya wisata ( sepertinya ). Kedua pengamen ini sedang ingin curhat tentang nasibnya berdua, mulai dari kehidupannya menjadi seorang pengamen, dan kritikan terhadap realita yang terjadi di Indonesia. Tapi, meski demikian selalu saja ada guyonan yang di selipkan di sela – sela lagu yang mereka mainkan dan itu tentu sangat menghibur para penumpang. Biar tidak penasaran, saya sudah siapkan videonya di bawah ini. Silakan buffering ^_^

Sebetulnya, masih banyak video – video dari para pengamen yang sangat berbakat. Hanya saja, tidak mungkin saya memasukan semuanya di sini. Jika berkenan, silakan saja ikuti tautan video di atas dan nantipun akan ada video yang serupa. Dan satu hal yang perlu di tiru dari para pengamen adalah ketika mereka hendak mengakhiri performance selalu menyempatkan memberikan doa. Seperti halnya, video di atas tadi meski di ikuti dengan kata – kata seperti ini “ Seribu – seribu tidak apa – apa, yang penting memberi daripada tidak sama sekali “. Dan itu sangat wajar, karena mereka sedang bekerja meskipun itu (mungkin) bukan mata penceharian yang mereka dambakan sebetulnya. 

Pesan saya hanyalah satu, jika Anda bertemu dengan pengamen perlakukanlah mereka sebagaimana memperlakukan manusia pada umumnya. Mereka hanya mencari nafkah untuk melanjutkan hidupnya, hanya saja nasib mereka tidak sebaik mereka yang berdasi. Dan jika Anda mempunyai rezeki yang lebih, tak ada salahnya berbagi. Sekali lagi It’s AboutYour Way ^_^

0 comments :

Post a Comment