Sunday, August 12, 2012

Sketsa "Eyang Semar Badranaya"

Bulan Ramadhan, tidak seperti orang kebanyakan, Saya lebih memilih membenamkan diri di kamar pada bulan ini. Entah kenapa ? Saya pun heran. Seperti ada sesuatu hal yang menarik saya agar terus berdiam diri. Tidak seperti kebanyakan pemuda pada umumnya, yang lebih memlih menghabiskan sore dengan "ngabuburit" dan berarak - arakan untuk sekedar menunggu adzan maghrib.

Ya benar saja, 1 bulan ini memang menjadi keberkahan tersendiri. Ternyata ada gunanya juga berdiam diri di kamar selama ini. Saya berhasil melawan beberapa kebiasaan buruk selama ini ; MALAS. Mungkin, kebanyakan orang, termasuk orang tua sendiri menganggap sikap saya yang sering berdiam diri di kamar ini sebagai sebuah kemalasan, tapi justru Saya merasa seperti memecahkan rekor. 

Dulu, Saya paling malas untuk sekedar membaca buku. Tapi, beberapa minggu ke belakang 1 buah buku dengan tebal ± 400 Halaman dapat dikhatamkan dengan waktu yang cukup singkat. Dan ini adalah rekor bagi Saya, karena selama ini belum pernah 1 buku pun dikhatamkan. Akhirnya, setelah menyelesaikannya Saya pun berpikir untuk membaca buku lain mengingat sebentar lagi akan masuk masa - masa penyusunan Skripisi. Semoga saja, saya bisa mengkhatamkan buku lain yang lebih berbobot dan berkualitas. Tak lain dan tidak bukan adalah untuk menambah wawasan, koleksi buku, dan juga jalan untuk menuju kesuksesan membuat skripsi. Amin ^_^

Yang kedua, sejak kecil menggambar adalah keahlian yang paling sulit dipelajari. Meski Ayah Saya sangat lihai menggambar, tapi bakat itu tidak turun hingga saat ini. Makanya, sejak kecil jika ada tugas menggambar pasti Saya memerlukan bantuan beliau :D. 

Tapi, keberkahan itupun datang kembali. Alhasil, selama berdiam diri Saya berhasil membuat gambar sketsa, meski tidak sempurna tapi cukup lumayan untuk seorang pemula seperti saya. Ini adalah rekor kedua setelah buku tadi, karena selama ini Saya tidak pernah berhasil menyelesaikan gambar apapun :D. Tapi, lagi - lagi berkat keheningan yang didapatkan setiap malam sambil menunggu sahur telah membantu Saya untuk menyelesaikannya. Sungguh, lewat jam 12 adalah waktu yang sangat cocok untuk sekedar berdiam diri, terlebih untuk ajang intropeksi dan juga bermunajat ke Hyang Widi. Makanya, tidak salah jika kita dianjurkan untuk berdoa pada waktu tersebut. Keheningan akan membawa kita pada konsentrasi yang begitu kuat, dan pada saat itu lah imajinasi akan keluar dengan sendirinya. Seperti keringat yang keluar sehabis berolahraga. 


"EYANG SEMAR BADRANAYA"
Setelah begadang selama beberapa malam, akhirnya Saya berhasil menyelesaikan sebuah sketsa tokoh Semar Badranaya, itu juga terinspirasi ketika Saya membaca Buku "Dharmagandul". Ya, inilah sketsa pertama itu, meski tak sempurna tapi cukup membuat hat Saya berbunga - bunga :D.

Sekilas tentang Semar Bdaranaya : Eyang Semar Badranaya, Tokoh yang sangat bijak. Meski masih keturunan para Dewa beliau lebih memilih untuk hidup menjadi manusia biasa. Pribadi yang sederhana namun berwibawa. Meski dikaruniai anak yang tidak tidak biasa, Astrajingga dengan perawakannya yang merah dan Dawala yang hidungnya tidak seperti orang pada biasanya tapi beliau tidak pernah mempermasalahkannya. Meski terkadang sering bertengkar, tapi itu adalah bumbu untuk memupuk kedekatan diantara mereka. Badannya yang hitam dan wajahnya yang putih, adalah simbol kebijakan. Sungguh, sosok yang dirindukan sebagai seorang pemimpin. Tapi, ngomong - ngomong Semar juga pologami lho :D. 

Sekian, tulisan Saya kali ini, Semoga bermanfaat. It's About Your Way ^_^

0 comments :

Post a Comment