Monday, September 17, 2012

Kopi Hitam dan Catatan Kecil

Malam yang murung, ku hisap dalam rokok di sela pintu rumah. Kopi hitam di samping kiri, menemani ku yang sepi di ini malam. Ada suara burung di kejauhan, entah siapa yang dia panggil, saling menyahut satu sama lain. Ku titipikan mimpi di sela jari, bersamanya membiarkan pergi. Jauh, pergilah jauh. Biar tak ku temui kau lagi di sini atau di sana.

Sementara malam masih panjang, menunggumu yang sedang berdendang di tengah kota. Berbagi canda dan tawa bersama mereka. Aku tahu, kau sedang membagi rasa disana. Sekedar menonton di sebuah bioskop ternama. Entah dengan siapa ? yang pasti kau tidak sendiri. Bersama teman atau siapapun yang bisa mengantarmu hingga ke depan pintu rumah malam ini. Memastikan kau tiba dengan selamat, dan mengucapkan "Selamat Malam, jangan tidur malam - malam ya .... :) ". Roda 2 ataupun 4 bukan soal, tapi sepertinya Aku lebih yakin pada roda 4. Tidak mungkin, orang sepertimu akan keluar malam - malam dengan cuaca sedingin ini naik motor. Ya, mungkin dia, lelaki yang dulu aku temui ketika diaakan mengantarmu sore itu. Atau mungkin, "ia" yang lainnya ? Ah, Aku pun tak tahu pasti.

Sementara, kemarin malam kau bercerita tentang kepalamu yang sakit. Atau apapun yang membuatmu sedikit tidak enak badan. Aku pun sempat berpikir, apakah Kau benar - benar sakit, atau hanya mengada - ngada ? Tapi siapa peduli ? Biarlah kau yang tahu mana yang sebenarnya terjadi.

Sekarang, sudah hampir jam 10.00 malam. Aku sengaja mengirim sebuah pesan padamu tadi sore. Hanya untuk memastikan kau memang pergi atau benar sedang sakit. Sekedar bertanya tentang keseharianmu tadi pagi. Jika tidak balasan, berarti benar kau memang sedang pergi. Apalagi, kau pun tidak ada pada "list chatting" malam ini. Semuanya, semakin terbuka saja.

Dulu, ketika Aku ajak pergi keluar kau berasalan tidak dapat izin dari orang rumah. Tapi, sampai selarut ini (sepertinya) kau masih berada di luar rumah. Lantas, kebohongan apalagi yang kau sembunyikan ? Alibi apalagi yang nanti akan kau berikan ? Alasan sakti, sudah tak masuk daftar hitungan bagiku.

Tapi, entah mengapa Aku masih menunggu kabar darimu. Memastikanmu baik - baik saja, meski bukan Aku yang mengantarmu hingga pintu rumah. Dan Aku pun tak habis pikir, bagaimana bisa Aku menghabiskan malam hanya untuk memikirkanmu yang belum tentu memikirkanku yang malang ini  Ah, sudahlah. Ini pun bukan pertama kalinya Aku merasakan hal seperti ini. Sementara kopi ini tinggal setengah, Aku masih belum tahu bagaimana kabarmu. Semoga kau baik - baik saja di luar sana dengannya. Biarlah Aku yang akan terjaga hingga pagi. Selamat Malam

0 comments :

Post a Comment